Menciptakan Kerangka Risiko Kesehatan Global

shares

Oleh: Victor J. Dzau, M.D., and Judith Rodin, Ph.D.

Menjangkitnya Ebola di Afrika Barat secara tragis memperlihatkan cacatnya sistem kesehatan global. Tidak berfungsinya struktur pemerintahan – didalam dan diantara instititusi dan sektor-sektor – menghambat upaya-upaya respon. Sumber keuangan dan sumber daya manusia lambat tiba dan tidak mencukupi, yang biasanya terjadi saat krisis kemanusiaan. Pengawasan dan sistem informasi lainnya tidak berjalan sebagaimana adanya. Personel layanan kesehatan mempertaruhkan nyawa untuk menyediakan bantuan, dan banyak dari mereka mati. Kebudayaan lokal tidak menghormati, dan tidak percaya pada sistem kesehatan yang terkendali. Industri privat meraup untung sedikit untuk secara proaktif mengembangkan produk-produk yang ‘menyelamatkan nyawa, dan ketika itu tetap dilaksanakan, regulasi-regulasi ketat dan koordinasi buruk menghalangi test-test dan penyebaran. Kegiatan terus berlangsung, dan hasilnya penyebaran Ebola telah membuat bencana kesehatan, ekonomi, dan efek-efek sosial di Guinea, Liberia, Sierra Leone dan daerah-daerah disekitarnya.

Menciptakan Kerangka Risiko Kesehatan Global

Jelas, penyatuan kerangka untuk mengatur hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan publik secara global sangatlah diperlukan. Meskipun sebelumnya wabah-wabah berimbas secara signifikan. Seperti HIV, influenza, dan sindrom pernafasan akut (SARS), memperlihatkan banyak kelemahan-kelemahan, kebijakan-kebijakan politik untuk memperbaharui kerangka kesehatan publik global telah gagal. Hasilnya, tidak terhitung nyawa yang hilang dan milyaran dolar dalam kehancuran ekonomi semakin berdampak.  Situasi seperti ini sangat perlu untuk ditindaklanjuti, dan membutuhkan kepemimpinan dari tingkat tertinggi.

Kita tidak menginginkan krisis epidemik lainnya menjadi bencana yang menyeluruh. Komisi independen, multinasional dalam Global Health Risk Framework for the Future telah dibentuk untuk merekomendasikan arsitektur global yang lebih efektif untuk melonggarkan pengelolaan terhadap penyakit epidemik menular. U.S. National Academy of Medicine (awalnya the Institute of Medicine) merupakan kepaniteraan untuk komisi ini.

The Global Health Risk Framework (GHRF) berinisiatif akan membuat pelatihan-pelatihan mengenai wabah Ebola dan wabah-wabah berbahaya lainnya untuk mengembangkan sebuah kerangka menyeluruh dalam meningkatkan respon kita terhadap ancaman kesehatan publik dunia di masa depan. Komisi akan secara ketat menganalisa pilihan-pilhan untuk meningkatkan kepemerintahan, keuangan, daya tahan sistem layanan, dan penelitian dan pengembangan untuk keamanan sistem kesehatan global. Untuk menumbuhkan kepercayaan internasional dengan berbagai macam tingkatan pemerintahan, warga sipil, akademisi, dan industri, Komisi bermaksud untuk menjaga kerangka dari pengaruh politik atau kepentingan satu negara atau organisasi.

18 anggota komisi mempunyai pengalaman di kepemerintahan kesehatan gobal, mobilisasi tenaga kerja, keuangan global, beserta bisnis reasuransi, ekonomi, dan dan kerjasama publik-swasta; manajemen informasi dan pengawasan bencana; respon kemanusiaan dan pandemik; dan penelitian, pengembangan, kepemilikan, dan distribusi. Karena persiapan dan respon akan wabah membutuhkan lebih dari keahlian medis, komisi juga berisikan pengacara, bankir, eksekutif pertambangan dan lain-lain. Untuk memastikan keindependenan dari perkumpulan, anggota komisi disaring lewat konflik kepentingan, bukti-bukti koleksi dan analisa harus transparan, dan laporan akan secara ketat dilihat untuk direview.

Sebuah kelompok pengawasan internasional akan mengarahkan langkah awal dan menentukan ruang lingkup penelitian, menyetujui kontrak Komisi dan proses prakarsa , mengembangkan pedoman untuk laporan proses review, dan membantu penyebaran . Langkah awal juga berisikan kelompok perencanaan alur kerja yang akan menelaah persiapan-persiapan untuk pengumpulan informasi lokakarya publik, melibatkan para ahli untuk membenahi kepemerintahan dalam hal  kesehatan global , pembiayaan untuk keadaan darurat kesehatan masyarakat , sistem pertahanan kesehatan , dan penelitian dan pengembangan produk medis .

Alur kerja ‘pemerintah untuk kesehatan global’ akan dimuai dengan sebuah ulasan dari tanggungjawab yang berlaku dan kendala-kendala di negara, institusi daerah, The World Health Organization (WHO), dan agensi yang berhubungan dengan United Nations (UN) lainnya, juga the International Health Regulations (IHR), dan penilaian dari perubahan-perubahan potensial menuju kerangka manajemen internasional yang akan memastikan kemampuan respon yang kuat terlepas dari konteks lingkungan. Cara-cara yang mungkin untuk membaharui atau memperkuat sistem pada WHO dan UN agar ebih efektif dalam merespon darurat kesehatan publik — seperti mengembangkan panduan-panduan untuk aturan organisasi non-kesehatan, membentuk mekanisme untuk memobilisasi tenaga kerja kesehatan publik, mengembangkan jaringan daerah yang kuat yang akan memberikan informasi dan respon-respon cepat, dan menciptakan pusat komando nasional — juga dapat dipertimbangkan.

Pembiayaan alur kerja akan dimulai dengan penilaian pada bagaimana keuangan global dalam merespon ancaman pandemik  dapat diatasi di awal atau cepat ditindaklanjuti, darimana uang berasal, dan bagaimana membelanjakannya. Kelompok tenaga kerja akan mengevaluasi aturan Bank Dunia yang ditawarkan Pandemic Emergency Financing Facility, yang akan mengatur respon keuangan internasional pada pandemik-pandemik — khususnya, bagaimana fasilitas memungkinkan penyebaran cepat dan pemberian upah cepat pada tenaga medis dan meminimalisasi waktu transaksi pada perbelanjaan lainnya. Penting dalam diskusi ini mengenai sektor swasta yang bermain, terutama industri  reasuransi, dalam penyatuan resiko pada darurat global. Lokakarya pembiayaan akan memperdalam kemungkinan fungsi tak tertulis pada bank, penjamin, dan rumah investasi dan menganalisa bagaimana mereka memudahkan pembiayaan cepat pada sebuah kasus epidemik dan mengontrol biaya pada respon-respon, berisikan biaya pengembangan obat baru dan vaksinasi. Pembiayaan pada sistem pengawasan untuk mematuhi IHR juga dipertimbangkan.

Dalam alur kerja yang terfokus pada sistem pertahanan kesehatan, pendekatan optimal untuk pencapaian efektif, daya tahan, dan sistem kesehatan berkelanjutan pada satu negara juga dipertimbangkan. Komponen-komponen yang berkali lipat pada sistem kesehatan akan ditindaklanjuti, berisikan pengawasan dan sistem informasi kesehatan; cakupan kesehatan universal; kapasitas tenaga kerja; infrastruktur sistem kesehatan; komunitas, daerah, dan perjanjian kerjasama global; koordinasi jalannya pasokan dan manajemen; dan bagaimana komponen-komponen ini saling terhubung dan terkoordinasi untuk membentuk sistem pertahanan kesehatan.

Pertimbangan lain berisikan pilihan-pilihan dalam peningkatan hubungan antara sektor kesehatan, sektor lainnya (seperti pertanian, pendidikan, dan perdagangan), dan komunitas; memperkuat sistem pengawasan sindromik untuk memungkinkan laporan dan respon cepat; peningkatan pendidikan dan latihan pada tenaga medis, pemimpin komunitas, dan masyarakat; dan memanfaatkan sistem dan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan lonjakan dan kemampuan. Hal ini akan dieksplorasi dalam konteks usaha-usaha yang termasuk IHR, Post 2015 Hyogo Framework for Disaster Risk Reduction, the Global Health Security Agenda, Health in All Policies initiatives, and the Sustainable Development Goals.

Pada alur kerja penelitian produk medis dan perkembangannya, ahli-ahli yang berpartisipasi akan meneliti masalah-masalah sekitar kepastian kapasitas global dalam penelitian yang dituju dan juga pengembangan, pemilikan, dan  penyaluran pada penanggulangan dan diagnosa. Mereka mungkin mengeksplor kebutuhan pada perencanaan global untuk menyeimbangkan dan memperkuat sistem regulasi, proses, dan aturan-aturan baku; model pada kerjasama privat-publik dan organisasi nonpemerintah untuk mendorong penelitian cepat, pengembangan dan tambahan dan memperkuat mekanisme sektor swasta; model pembiayaan global yang menyediakan dana untuk penelitian dan pengembangan; kerangka etik dan standar metodologi pada produk yang aman dan manjur; dan investasi pada regulasi ilmu pengetahuan dan platform-platform yang multiguna untuk medorong pengembangan dan penyebaran yang cepat.


Di setiap alur kerja, para ahli yang terlibat mengumpulkan pandangan-pandangan berbeda pada berbagai aturan-aturan, yang akan diambil untuk penulisan ringkasan lokakarya. Komisi akan menyatukan data pada lokakarya, menggabungkan keahlian dari lebih 100 pemimpin pada bidang kesehatan. Ha itu akan mengembangkan sebuah perangkat menyeluruh dari rekomendasi-rekomendasi berdasarkan bukti yang tersedia, dengan tujuan utama penguatan sistem, mengurangi penderitaan, dan menyelamatkan nyawa. Komisi juga akan menggunakan informasi yang terkumpul lewat ahli konsultan, ulasan literatur, dan dan masukan publik untuk mengusulkan rencana kesiapan - dan - respon yang akan dibangun dan dikoordinasikan dengan upaya lain di bidang ini. Rencana ini akan diambil dalam laporan akhir yang diharapkan akan dirilis pada Desember 2015.


Agar efektif, aporan akan harus diposisikan untuk mendorong pemimpin kesehatan global untuk bertindak sesuai rekomendasi. The International Oversight Group bekerja lebih dekat dengan pembuat kebijakan untuk mengkoordinasi tersebarnya laporan. Rencananya adalah untuk mengutamakan komisi bekerja pada kegiatan-kegiatan utama dari UN, the World Health Assembly, dan negara yang tergabung dalam G7 dan G20, bertujuan agar berefk lebih baik diantara lingkup kesehatan. Utamanya, aksi pemimpin dunia akan menentukan persiapan internasional untuk masa depan pandemik dan bencana medis. Prakarsa GHRF harus menyediakan kesan, panduan berdasarkan bukti untuk keputusan-keputusan mereka. Krisis kesehatan dunia seperti wabah Ebola seharusnya tidak pernah terjadi lagi. Jika kita bersiap-siap mulai dari sekarang, kita bisa menghindari kehancuran ketika wabah Ebola selanjutnya terjadi.



Related Posts

0 komentar:

Post a Comment