Pentingnya Motivasi Dalam Bekerja
Di
suatu petang, Anda baru saja pulang dari kantor. Dalam keadaan penat dan letih,
Anda pun menjatuhkan diri ke atas kasur. Anda lalu menyetel TV, mencari-cari
acara berita, musik ataupun film yang menarik. Alhamdulillah, akhirnya semua
beban hari itu bisa ditanggalkan sejenak.
Tiba-tiba
saja muncullah sebuah breaking news. “Para ilmuwan NASA melaporkan
bahwa Bulan telah melenceng dari orbitnya tanpa bisa dijelaskan penyebabnya.
Mereka memastikan bahwa tabrakan Bulan dan Bumi tak terhindarkan. Bulan
diperkirakan akan menghantam perairan selatan Samudera Hindia besok siang tepat
pukul 12:00 GMT!”
Besok
kiamat! Apa yang akan ada di kepala Anda saat itu? “Waduh, utang di warung
sebelah belum lunas!” “Ya Allah, aku belum minta maaf sama ibu!” “Aku
banyak dosa, belum tobat!” “Ah, tunggu besok sajalah, gimana baiknya.”
Bagaimana
dengan berkas-berkas yang menumpuk di laci? Janji yang harus Anda tepati? Anda
mungkin berpikir, “Untuk apa lagi? Toh semuanya akan berakhir esok hari.”
Rasanya tidak akan ada lagi orang yang peduli. Namun, ternyata masih ada yang
peduli, bahkan mengingatkan kita untuk peduli. Orang itu adalah Rasulullah SAW.
Beliau bersabda, “Jika kiamat telah mulai terjadi, sedang di tangan salah
seorang di antara kalian ada sebuah biji (benih tanaman), maka jika dia sempat
menanamnya menjelang kiamat itu, hendaklah dia menanamnya.” (Musnad
Ahmad; Al-Adab al-Mufrad: Imam Bukhari).
Mengapa
harus ditanam? Bukankah pekerjaan itu tidak akan berfaedah apa-apa? Siapa lagi
yang akan memetik hasilnya?
Motivasi Diawali dengan Niat yang Benar
Ternyata
Allah SWT sangat menghargai usaha seseorang untuk bermanfaat bagi orang lain,
sekecil apapun hasilnya. Sebab, yang pertama-tama dinilai ternyata
bukanlah hasil, melainkan niatnya. “Sesungguhnya setiap amal itu
bergantung pada niat …” Demikian potongan hadist Baginda Rasulullah yang amat
populer.
Niat
kita dalam berkontribusi menentukan hasil yang akan kita peroleh. Ada orang
yang ingin mendapat hasil di dunia saja. Allah SWT pasti akan memenuhi
keinginan ini.
“Barang
siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan
kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di
dunia itu tidak akan dirugikan.” (Q.S. Huud ayat 15)
“Itulah
orang-orang yang tidak memperoleh bagian di akhirat kecuali neraka dan
lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah
apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. Huud ayat 16)
Ada
pula orang yang ingin kontribusinya berdampak tidak hanya di dunia, akan tetapi
juga di akhirat kelak. Allah pun pasti akan memenuhi keinginan tersebut.
“Dan
di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan
di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
(Q.S. Al-Baqarah ayat 201)
“Mereka
itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka usahakan; dan
Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Q.S. Al-Baqarah ayat 202)
Niatkanlah
kerja kita untuk dunia dan akhirat. Sekecil apapun hasilnya, nilainya di sisi
Allah akan kekal selama-lamanya.
Meskipun
demikian, bukan berarti Allah SWT membolehkan hamba-hamba-Nya berpuas diri
dengan kerja yang hasilnya kecil. Allah SWT berfirman:
“Yang
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Q.S. Al-Mulk ayat 2)
“…
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),
tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan…”
(Q.S. Al-Maidah ayat 48)
Bukankah
Rasulullah SAW juga bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk
manusia lainnya.”?
Akhirnya
niat ini akan memandu kita menjadi manusia yang sukses. Sukses karena memiliki
visi hidup memberi, bukan memiliki.
Bedanya
apa? Visi memberi yaitu mencari kebahagiaan dengan cara membahagiakan orang
lain. Dengan cara apa? Memberi apa yang dibutuhkan. Mungkin berupa materi,
ilmu, keterampilan, kesejahteraan, keteladanan, semangat, motivasi, inspirasi,
perawatan, penyembuhan dan lain-lain.
Dalam
bekerja tentu kita inginmeraih kebahagiaan dengan cara membahagiakan orang
lain. Bekerja mencari nafkah, untuk menghidupi keluarga, anak, istri, orang tua
agar mereka dapat hidup bahagia. Dengan itu semua kita juga akan merasa
bahagia. Apalagi jika semua dilakukan dengan penuh keikhlasan sebagai bagian
dari ibadah sehingga Kerja adalah Ibadah betul-betul menjadi jiwa.
Maka Insya Allah bahagia dunia dan akhirat akan dapat kita raih.
Semoga
Bermanfaat.